11 Januari 2016

YANG SULIT DIMENGERTI ADALAH PEREMPUAN by FITRAWAN UMAR (BUNTELAN BBI)

Diposting oleh Mellisa Assa di 2:56:00 PM

Aku melihatmu menuliskan sesuatu di hamparan pasir pantai sebelum ombak menghapusnya. Lautan tentu mengerti takdir atas kita, karena ia menyimpan rahasia Tuhan. Barangkali ia kecewa jika kita hanya bersahabat selamanya. Apa arti mencintai tanpa bisa memiliki? Jika kau jatuh cinta, maka milikilah ia yang kau cinta. Jika kau jatuh cinta, maka yakinlah bahwa kau orang yang tepat untuk menjaga diri selamanya.
Renja tak pernah menyangka akan bertemu Adel, teman masa kecilnya, pada saat kuliah. Gadis itu telah tumbuh menjadi perempuan mempesona, yang membuatnya jatuh cinta. Karena kenangan, mereka bertemu kembali dan menjadi dekat. Tetapi kedekatan mereka tidaklah seperti yang diharapkan Renja. Kehadiran lelaki lain, yang tak pernah memiliki masa lalu Adel, seperti menggantung hubungan mereka. Namun Renja tak berputus asa. Ia mengajak Adel menyusuri sungai kenangan mereka, berharap pintu hati Adel terbuka untuknya.

Judul: Yang Sulit Dimengerti Adalah Perempuan
Penulis: Fitrawan Umar
Editor: Pringadi Abdi
Penerbit: Exchange
ISBN: 978-602-72793-3-9
Tahun Terbit: 2015
===
Kutipan favorit:
  • Ya, takdir. Ia memang selalu bekerja secara ajaib. Hal 10
  • Wanita memang ingin dimengerti, tetapi betapa sulit mengerti wanita. Hal 13
  • Jika seorang perempuan mengatakan kalau bisa, apakah itu berarti harus bisa? Hal 72
  • Melihat orang yang kau cintai bersedih di sore hari adalah pemandangan yang kurang baik. Hal 79
  • Aku ingin ia tahu bahwa perasaanku untuknya lebih dari sekadar teman masa kecil. Hal 87
  • Pikiranku yang lain membawa keraguan dan memintaku untuk tidak banyak berharap. Hal 88
  • Belajarlah berdialog dengan hujan, suatu saat kau pasti akan kesepian. Hal 89
  • Aku merasa waktu begitu jahat. Ia terus berjalan tanpa peduli terhadap perasaan manusia. Hal 95
  • Mungkin begitu juga, pesonamu masuk ke dalam perasaanku tanpa sengaja dan saya yakin kau tidak akan marah kan? Hal 109
  • Konon, jika seorang perempuan berkata kau terlalu baik untukku, kau terlalu sempurna, atau semacamnya, itu sama buruknya dengan kalimat aku membencimu. Hal 110
  • Jika ingin memiliki seseorang di masa depan, kita juga harus memilikinya di masa lalu. Hal 110
  • Konsep jodoh dan cinta itu berbeda. Hal 116
  • Jodoh bisa diatur dan dipilih, tetapi cinta tidak. Seseorang tak pernah bisa merencanakan bakal jatuh cinta dengan siapa. Hal 116
  • Sungguh, bagaimanapun, orangtua punya hak atas diri kita. Hal 121
  • Kebahagiaan itu kalau dibagi bakal bertambah. Sebaliknya, kesedihan justru berkurang kalau dibagi. Hal 153
  • Aku selalu heran kalau perempuan bilang tidak apa-apa. Sementara, kenyataannya jelas ada apa-apa. Hal 168
  • Aku bahkan curiga bahwa perempuan tidak pernah mengerti diri mereka sendiri, apa yang bisa membuatnya bahagia, apa yang bisa membuatnya sakit hati, dan seterusnya. Hal 169
  • Aku tidak mengerti kenapa ketika sedang tidak menangis, perempuan sering bilang itu masalahku. Hal 172
  • Kalau kau tidak berniat mencintai seseorang, jangan biarkan ia menaruh harapan terlalu lama kepadamu. Hal 196
  • Bagaimanakah perasaanmu jika engkau melihat orang yang paling bersetia kepadamu, paling menyayangimu, tetapi kemudian ia menderita karena dirimu? Hal 201
  • Melupakan seseorang lalu mencintai seseorang yang lain tidaklah semudah menguras bak mandi lalu mengisinya lagi. Hal 208
  • Rindu lebih cerdas dari upaya kita untuk melawannya. Hal 209
  • Bagaimanakah jika engkau berada di posisiku, ketika engkau hendak membuka hatimu pada orang lain, tiba-tiba seseorang yang benar-benar kau harapkan datang menghampirimu? Hal 213
  • Sepertinya perempuan tidak sadar bahwa mereka acap kali menimbulkan ketidakjelasan. Hal 217
  • Bukan soal bagaimana mulanya, melainkan bagaimana proses memperjuangkan cinta yang perlu ditanyakan. Hal 232
  • Apa arti mencintai tanpa bisa memiliki? Jika kau jatuh cinta, maka milikilah ia yang kau cinta. Hal 234
  • Dan satu-satunya cara bagiku untuk tidak kehilangan masa laluku bersamanya adalah dengan memilikinya di masa depan. Hal 234
  • Jika tidak, memang perempuan sudah dari sananya ditakdirkan menjadi makhluk yang membingungkan. Hal 241
Bisa dilihat dari judul dan kutipan-kutipan dari novel ini, kalau isinya kebanyakan adalah kegalauan seorang Renja yang jatuh cinta setengah mati dengan sahabat masa kecilnya dulu. Bercerita dengan sudut pandang Renja -lagi- kita akan ketemu dengan tema friendzone. Tapi tema friendzone dalam novel ini berbeda dengan novel-novel lainnya yang mengusung tema yang sama. Konflik antara Renja dan Adel nggak gampang. Mengambil latar kota Makassar dan Pinrang, Renja akan mengajak kita mengenang masa lalunya bersama Adel. Mereka bersahabat sejak SD, saat Adel menjadi murid baru di Pinrang. Tapi kemudian Adel dan keluarganya menghilang bersama uang warga Pinrang di Kospin yang dipimpin ayah Adel. Ibu Renja menjadi salah satu korban, yang membuat ibunya sakit-sakitan. Bertahun-tahun kemudian Renja dan Adel kembali bertemu di kampus yang sama. Renja jatuh cinta dengan Adel. Tapi Adel menolak menjadi pacar Renja, karena Adel masih dihantui perasaan bersalah akibat perbuatan ayahnya dulu, dan karena ayah Renja belum memaafkan ayahnya dan dirinya juga. Adel malah terang-terangan mendekati ketua BEM membuat Renja makin galau. 
Gaya bahasa penulis bukan seleraku. Nggak menye-menye sih, tapi aku lebih suka gaya bahasa yang asyik, cuek, lucu. Terlebih karena penulis memilih menggunakan kata ganti saya dan kau, bukan aku dan kau atau aku dan kamu. Bukan berarti novel ini nggak bagus. Novel ini tidak hanya berisi curhatan galau Renja, tapi juga cerita Renja saat menjadi salah satu anggota BEM. Demonstrasi mahasiswa, masa-masa OSPEK, dan persahabatan serta kesetiakawanan para pengurus BEM fakultas teknik kampus merah. Demo mahasiswa yang sering terjadi di Makassar, dalam novel ini digambarkan bukan hanya karena ikut-ikutan saja, tapi mereka mempunyai alasan dan landasan kuat kenapa mereka harus berdemo. Rasa kesetiakawanan para pengurus BEM juga patut diacungi jempol, saat masalah menimpa Rustang -sahabat Renja- yang diakibatkan rasa cemburu Renja. Meski pada akhirnya Renja sangat menyesali perbuatannya, tapi terlanjur ada korbannya. Walau gaya menulis agak nyastra, tapi ada juga bagian-bagian yang membuatku tertawa. Dideskripsikan dengan detil dan rapih sekalipun novel ini menggunakan alur maju-mundur. Tapi pertanyaanku satu: nama ketua BEM siapa sih? Porsinya lumayan dalam cerita, tapi namanya nggak satu kalipun disebutkan :D
Membaca novel ini membuat aku juga harus berada di pihak Adel. Memang sih kita nggak akan tahu bagaimana perasaan Adel terhadap Renja karena novelnya bercerita dari sudut pandang Renja. Tapi kebingungan yang dirasakan Renja pada Adel terlalu berlebihan, kalau dinilai dari kacamata aku yang juga seorang perempuan. Kalau para laki-laki yang membaca novel ini, mungkin akan setuju dengan pendapat Renja. Laki-laki memang lebih banyak menggunakan logika, dan perempuan lebih memilih bertindak sesuai kata hati, walau kadang berkesan plin-plan. Tapi pilihan Adel sepenuhnya bisa aku mengerti, mengingat masa lalu yang melibatkan kedua orangtua mereka. Siapapun kalau berada di posisinya akan mengambil keputusan yang sama. Yang Renja tidak mengerti itu, kalau memaafkan seseorang atau suatu hal, bukan berarti juga melupakannya.
Aku merekomendasikan novel ini untuk semua kalangan pembaca, baik laki-laki dan perempuan. Dan masyarakat Makassar bisa berbangga hati juga, karena penulis yang berasal dari Pinrang memilih Makassar dan tanah kelahirannya sebagai latar kota dalam novelnya, dengan tidak lupa menyelipkan lirik-lirik lagu Bugis dan tradisi khas daerah selatan pulau Sulawesi. 

3 of a 5 Stars


0 komentar:

Posting Komentar

 

Mells Book's Shelves © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor